Kamis, 28 Agustus 2008

Hakekat puasa / ZEZUM

Hidup kita sebagai orang kristiani ialah meneladan Yesus, yang berpuasa 40 hari/malam dan mengalahkan godaan, sebelum Yesus tampil berkarya mewartakan Kerajaan Allah (Mat 4:2). Yesus sendiri tidak mengharuskan para murid-Nya berpuasa, hal yang diprotes keras oleh golongan Farisi (Mat 9:14). Tetapi kalau para muridNya mau berpuasa Yesus memberikan ajaran tentang sikap dan caranya – bukan untuk pamer ( Mat 6: 16-18).

Sewaktu zaman Gereja Perdana, jemaat di Antiokhia beribadat dan berpuasa (Kis 13: 2). Berpuasa waktu itu nampak lebih sebagai ungkapan keutamaan pribadi daripada suatu kewajiban agama secara umum (2 Kor 6:5; 11:27).

Dalam kehidupan Gereja selanjutnya sampai sekarang, berpuasa adalah salah satu ungkapan tobat menanggapi pemberitaan Injil “Bertobatlah dan percayalah pada Injil” (Mrk 1:14-15). Tobat batin, – perubahan sikap batin – menurut para Bapa Gereja, dapat diungkapkan dalam bentuk Puasa, Doa dan Memberi sedekah! (Mat 6: 1-16), sebagai pernyataan pertobatan kepada diri sendiri, terhadap Allah dan sesama.

Penghayatan iman kristiani juga diungkapkan dalam waktu. Sejarah keselamatan dihadirkan dalam waktu satu tahun. Dan Gereja menempatkan Paskah, Hari Kebangkitan Yesus sebagai puncak dan dasar iman kristiani. Maka perayaan dan peringatan hari agung berahmat itu dipersiapkan selama 40 hari. Maka pasa persiapan Paska itu dinamakan Masa Puasa, karena dahulu mula-mula umat kristiani benar-benar berpuasa selain hari Minggu, menjelang Paska itu. Dan sekarang pimpinan Gereja hanya mewajibkan berpuasa pada hari permulaan Masa Puasa yakni Rabu Abu dan hari wafat Yesus, Jum at Agung, dan hari-hari Jum at lain umat tidak perlu berpuasa cukup berpantang.

Tetapi kalau umat karena cintanya atau devosinya mau berpuasa selama 30 hari atau menambah dengan hari-hari Jum atnya, boleh-boleh saja. Dan di luar Masa Puasa itu, umat tidak dilarang bila didorong untuk pertobatan mau menjalankan puasa.
Puasa secara katolik tidak berarti tidak makan sama sekali. Tetapi cukup satu kali saja makan kenyang, terserah di pagi hari, siang atau malam! Tetapi kalau mau berpuasa seperti saudara kita muslimin, yakni siang hari tidak makan, dan hanya malam hari (buka atau saur) , juga tidak dilarang.
Umat juga berpuasa, satu jam, sebelum menghadiri Misa Kudus, guna mempersiapkan jiwa raga lebih pantas menyambut Tubuh-Nya yang mahakudus

Tidak ada komentar: